Jasa Studi Kelayakan Bisnis Pendirian BUMD
Pendahuluan
Latar Belakang
Pemerintah daerah dalam upaya peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dituntut untuk melakukan strategi dan upaya yang terarah dan efektif. Oleh karena itu pemerintah daerah berupaya untuk memanfaatkan dan mengoptimalkan segala potensi pendapatan yang berbasis pada potensi daerah. Selain berbasis pada potensi, masalah yang ada pada masyarakat juga dapat menjadi salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Sehubungan dengan strategi, arah kebijakan dan program prioritas pemerintah daerah untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan pertimbangan keterbatasan anggaran pembangunan dalam APBD maka dituntut adanya solusi yang lebih kreatif dan inovatif guna mencari alternatif sumber pembiayaan yang ekonomis namun mampu memberikan imbal hasil yang tinggi. Sasaran prioritas saat ini adalah pembentukan BUMD baru untuk menggarap potensi yang dimiliki pemerintah daerah yang selama ini belum dikelola dengan baik, yang mempunyai nilai untuk dikembangkan lebih produktif dalam menghasilkan keuntungan lebih tinggi.
Untuk mendapatkan gambaran atas rencana pembentukan BUMD baru, diperlukan kajian secara komprehensif dan objektif dari pihak independen terkait dengan :
- Kajian Potensi yang bisa dikelola terdapat di wilayah pemerintahan daerah.
- Kajian Secara Legal, Sosial, Ekonomi atas rencana pembentukan BUMD Baru.
- Pemilihan Sektor Industri yang akan di kelola oleh BUMD di wilayah pemerintah daerah.
- Kajian Business Plan dan Kelayakan Industri yang akan dimasuki BUMD Baru meliputi kajian.
- Legal.
- Manajemen.
- Teknis dan operasi.
- Makro Ekonomi dan Market.
- Analisis Industri dan SWOT.
- Proyeksi Rugi Laba, Proyeksi Cash Flow, Proyeksi Neraca, Kelayakan keuangan Internal Rate of Return (IRR), Net Present Value (NPV), Profitability Index (PI) atau B/C Ratio, Payback Periode, Sensitivitas, dan Rasio Keuangan.
- Kajian kelayakan ekonomi/keuangan atas rencana optimalisasi aset/properti dengan target investasi dan pembiayaan yang paling optimal dengan analisis dan parameter yang lazim
- Penentuan modal awal yang harus dikeluarkan oleh pemerintah daerah.
Maksud dan tujuan
Maksud dari kajian ini adalah untuk memberikan analisis kebutuhan dan kelayakan pembentukan jenis-jenis BUMD di Kota/Kabupaten/Provinsi berdasarkan keunggulan dan potensi yang ada untuk peningkatan perekonomian daerah.
Adapun tujuan yang diharapkan dapat dicapai adalah dokumen studi kelayakan pendirian BUMD sesuai keunggulan dan potensi daerah untuk peningkatan kontribusi Pendapatan Asli Daerah (PAD) guna menunjang pembangunan daerah.
Manfaat
Manfaat dilakukannya pekerjaan ini adalah sebagai bahan pertimbangan Pemerintah Daerah dalam pembentukan BUMD baru.
Ruang Lingkup
Tahapan kegiatan atas penyusunan studi kelayakan ini dibagi ke dalam beberapa tahapan, yaitu :
- Persiapan pekerjaan meliputi koordinasi dan konsolidasi tim, telaah dan sosialisasi KAK terhadap tim, penentuan metode & jadwal kerja, kebutuhan data hingga penyusunan laporan pendahuluan.
- Analisis atas kajian potensi dan pengembangan terdahulu.
- Pelaksanaan pekerjaan terdiri atas survey dan pengumpulan data (primer dan sekunder), analisis data dan informasi dari berbagai aspek ekonomi, sosial, budaya dan hukum.
- Merumuskan pembentukan BUMD yang sesuai berdasarkan data dan analisis.
- Memberikan Business Plan atas BUMD yang direkomendasikan.
- Penyusunan laporan akhir berupa hasil kajian studi dan rekomendasi.
Analisis Penentuan Potensi dan Strategi Pendirian BUMD
Analisis Penentuan Potensi Utama
Nilai Index Location Quotient (LQ)
Index Location Quotient (LQ) disingkat dengan LQ adalah suatu perbandingan tentang besarnya peranan suatu sektor/ komoditi di suatu daerah terhadap peranan sektor/ komoditi di daerah yang lebih tinggi. Dengan kata lain LQ menghitung share output sektor i di kabupaten dengan share output sektor i di tingkat regional. Metode analisis ini dapat digunakan untuk memproyeksikan pertumbuhan ekonomi suatu daerah dan sebagai alat analisis dalam riset pembangunan. Location Quotient (LQ) merupakan suatu indeks untuk membandingkan total aktifitas disuatu wilayah kabupaten/kota dengan total aktivitas tersebut dalam total aktivitas di regional. Secara lebih operasional, LQ didefinisikan sebagai rasio persentase dari total aktivitas sektor pada sub wilayah ke-i terhadap persentase aktivitas total terhadap wilayah yang diamati.
Nilai Localization Index (LI)
Localization Index (LI) merupakan salah satu indeks yang menggambarkan pemusatan relatif suatu aktivitas dibandingkan dengan kecenderungan total di dalam wilayah. Indeks ini dipergunakan untuk mengetahui persen distribusi suatu aktivitas tertentu di dalam wilayah dan untuk menentukan wilayah mana yang potensial untuk mengembangkan aktivitas tertentu.
Nilai Specialization Index (SI)
Specialization Index (SI) merupakan salah satu indeks yang menggambarkan pembagian wilayah berdasarkan aktivitas-aktivitas yang ada. Lokasi tertentu menjadi pusat bagi aktivitas yang dilakukan.
Analisis Entropi
Perkembangan wilayah dihitung dan dianalisis menggunakan teknik analisis entropi. Wilayah akan semakin berkembang jika aktivitas yang terjadi di wilayah tersebut semakin beragam dan semakin luas jangkauan spasialnya.
Analisis Shift Share Analysis (SSA)
Yang menjadi perhatian dalam analisis SSA adalah dalam Pergeseran Diferensial (DS), menunjukan aktivitas pertumbuhan ekonomi. Ini menjadi peringatan untuk sektor-sektor yang menurun pertumbuhannya dan juga informasi potensi usaha sektor-sektor yang memiliki pertumbuhan yang baik.
Sektor yang Dikembangkan
Untuk melihat sektor yang akan dikembangkan berdasarkan analisis kewilayahan
Kesimpulan Potensi Utama dan Alternatif Core Business
Berdasarkan uraian diatas akan dipilih tiga potensi utama yang bisa dikembangkan berdasarkan hasil analisa sebelumnya sebagai sektor yang dikelola BUMD adalah
Penentuan Prioritas Core Business (Analysis Hierarchy Process)
Berdasarkan analisis penentuan sektor potensial dalam analisis penentuan potensi utama yang telah dibahas menggunakan metode Indeks Location Quotient (LQ), Localization Index (LI), Specialization Index (SI), Entropy dan Share Analysis (SSA) dipilih tiga sektor potensial terbaik untuk dikembangkan sebagai usaha dari BUMD yang akan didirikan. Dari ketiga sektor lapangan usaha tersebut muncul beberapa alternatif sub sektor yang dapat dijadikan core business dari BUMD yang akan didirikan. Namun demikian setiap sektor potensial memiliki berbagai macam sub sektor lapangan usaha sehingga diperlukan suatu alat analisis yang dapat digunakan untuk mendukung proses pengambilan keputasan dalam menentukan core business dari BUMD yang akan didirikan.
Analysis Hierarchy Process merupakan suatu model pendukung keputusan dengan menguraikan masalah multi faktor atau multi kriteria yang komplek mejadi suatu hirarki. Dengan hirarki ini, penentuan core business untuk BUMD dapat diuraikan ke dalam kelompok-kelompok yang kemudian tertata dalam suatu bentuk hirarki sehingga permasalahan akan tampak lebih terstruktur dan sistematis.
Dalam tahapan AHP, setiap kriteria dan subkriteria harus dilakukan perbandingan berpasangan (pairwise comparison) yaitu membandingkan setiap elemen setiap tingkat hirarki secara berpasangan sehingga didapat nilai tingkat kepentingan dalam bentuk pendapat kualitatif yang kemudian dikuantifikasi dalam bentuk angka menggunakan skala 1-9 sebagai berikut.
Metode AHP (Analytical Hierarchy Process)
Penentuan core business merupakan salah satu hal yang penting dalam pembentukan BUMD. Penentuan core business menentukan strategi BUMD yang akan dibentuk dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi. Salah satu metode untuk pengambilan keputusan dalam menentukan core business adalah menggunakan metode AHP (Analytical Hierarchy Process). Model pendukung keputusan ini akan menguraikan masalah multi faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki. Metode AHP terdiri dari tiga prinsip pokok yaitu Dekomposisi, Perbandingan penilaian/pertimbangan dan Sintesa Prioritas.
- Dekomposisi
Dengan prinsip ini struktur masalah yang kompleks dibagi menjadi bagian-bagian secara hirarki. Tujuan didefinisikan dari yang umum sampai khusus. Dalam bentuk yang paling sederhana struktur akan dibandingkan tujuan, kriteria dan level alternatif. Tiap himpunan alternatif mungkin akan dibagi lebih jauh menjadi tingkatan yang lebih detail, mencakup lebih banyak kriteria yang lain. Level paling atas dari hirarki merupakan tujuan yang terdiri atas satu elemen. Level berikutnya mungkin mengandung beberapa elemen, di mana elemen-elemen tersebut bisa dibandingkan, memiliki kepentingan yang hampir sama dan tidak memiliki perbedaan yang terlalu mencolok. Jika perbedaan terlalu besar harus dibuatkan level yang baru.
- Perbandingan Penilaian/pertimbangan (Comparative Judgments)
Dengan prinsip ini akan dibangun perbandingan berpasangan dari semua elemen yang ada dengan tujuan menghasilkan skala kepentingan relatif dari elemen. Penilaian menghasilkan skala penilaian yang berupa angka. Perbandingan berpasangan dalam bentuk matriks jika dikombinasikan akan menghasilkan prioritas.
- Sintesa Prioritas
Sintesa prioritas dilakukan dengan mengalikan prioritas lokal dengan prioritas dari kriteria bersangkutan di level atasnya dan menambahkannya ke tiap elemen dalam level yang dipengaruhi kriteria. Hasilnya berupa gabungan atau dikenal dengan prioritas global yang kemudian digunakan untuk memboboti prioritas lokal dari elemen di level terendah sesuai dengan kriterianya.
Dalam metode AHP terdapat langkah-langkah sebagai berikut :
- Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan.
- Membuat struktur hierariki yang diawali dengan tujuan utama.
- Membuat matrik perbandingan berpasangan yang menggambarkan kontribusi relative atau pengaruh setiap elemen terhadap tujuan atau kriteria yang setingkat di atasnya.
- Mendefinisikan perbandingan berpasangan.
- Menghitung nilai eigen dan menguji konsistensinya.
- Menghitung vector eigen dari setiap matrik perbandingan berpasangan.
- Memeriksa konsistensi hirarki.
Contoh Hirarki Analytical Hierarchy Process
Kesimpulan Analisis AHP
Berdasarkan analisis AHP yang dilakukan pada 3 sektor yang potensial untuk dikembangkan maka alternatif core business yang memiliki prioritas tertinggi untuk dikembangkan dibandingkan dengan alternatif lainnya untuk didapatkan tiga sub sektor yang memiliki potensi terbaik.
Konsep Strategi Pendirian BUMD dan Pengembangan Bisnis
Dalam membangun dan mengembangkan sebuah entitas bisnis sudah semestinya diawali dengan suatu kegiatan perumusan strategi sebagai dasar pedoman dalam pencapaian tujuan entitas atau organisasi bisnis yang akan dibangun. Untuk merumuskan strategi usaha korporasi harus diselaraskan dengan aspek hukum, ekonomi dan sosial budaya dimana bisnis tersebut dibangun agar tercapai tujuan organisasi bisnis secara berdaya guna dan berhasil guna.
Terdapat 4 (empat) tahapan atau langkah dalam merumuskan strategi antara lain :
- Menentukan arah, visi dan misi organisasi
Setiap organisasi dibangun dengan dilandasi oleh sebuah visi,misi dan tujuan. Visi, misi dan tujuan ini akan menentukan arah yang akan dituju oleh organisasi. Tanpa adanya visi,misi, dan tujuan maka kinerja organisasi akan berjalan acak dan kurang jelas serta mudah berubah oleh situasi yang kondisional. Tentunya hal ini tidak boleh terjadi bagi suatu organisasi bisnis (perusahaan) apalagi jika perusahaan tersebut boleh dikatakan skala menengah keatas dan berorientasi pada target.
- Memahami lingkungan internal dan eksternal
Tujuan analisis lingkungan adalah untuk dapat mengerti dan memahami lingkungan oraganisasi sehingga manajemen akan dapat melakukan reaksi secara tepat terhadap setiap perubahan, selain itu agar manajemen mempunyai kemampuan merespon berbagai isu kritis mengenai lingkungan yang mempunyai pengaruh yang cukup kuat terhadap perusahaan. Lingkungan terdiri dari lingkungan eksternal dan lingkungan internal. Lingkungan eksternal berada di luar perusahaan sedangkan lingkungan internal berada di dalam perusahaan. Lingkungan eksternal: Memiliki dua variabel yakni peluang (opportunity) dan acaman (threats). Lingkungan internal memiliki dua variabel yakni kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness). Mencakup semua unsur bisnis yang ada di dalam perusahaan seperti struktur organisasi perusahaan, budaya perusahaan dan sumber daya.
- Merumuskan strategi
Formulasi strategi melibatkan penetapan serangkaian tindakan yang tepat guna mencapai tujuan perusahaan. Dalam melakukan formulasi ini termasuk namun tidak terbatas pada perumusan dan pengembangan misi bisnis, analisa SWOT, merumuskan struktur Organisasi & Manajemen serta berbagai kebijakan sumber daya dan dana.
- Mengimplementasikan strategi
Didalam implementasi strategi, perusahaan diharapkan menetapkan atau merumuskan rencana kerja dan anggaran perusahaan tahunan (RKAP), merumuskan dan menetapkan berbagai kebijakan, menentukan berbagai target sasaran, menyusun program kerja dan mengalokasikan sejumlah dana serta penempatan tenaga kerja .
- Mengevaluasi dan mengawasi strategi
Pada prinsipnya evaluasi strategi mencakup 3 hal mendasar, antara lain review faktor internal dan eksternal yang menjadi dasar atas strategi yang sedang berlangsung, mengukur kinerja yang telah dilakukan, serta mengambil berbagai tindakan perbaikan yang diperlukan guna pencapaian target dan tujuan yang ditetapkan.
Selain berbagai tahapan diatas, pihak manajemen perlu memahami beberapa level atau tingkatan dalam perumusan strategi dalam organisasi yaitu:
- Strategi Tingkat Perusahaan (Corporate Strategy)
Ditetapkan oleh tingkat manajemen tertinggi di dalam organisasi dan mengarah kepada bisnis apa yang akan dilakukan serta bagaimana sumber daya dialokasikan di antara bisnis tersebut. Strategi korporasi secara umum melibatkan tujuan jangka panjang yang berhubungan dengan organisasi secara keseluruhan dan investasi keuangan secara langsung.
2. Strategi Tingkat Bisnis (Business Strategy)
Ditetapkan oleh masing-masing unit bisnis strategi (Strategy Business Unit/SBU). Strategi bisnis biasanya diformulasikan oleh manajer tingkat bisnis melalui negosiasi dengan manajer korporasi dan memusatkan kepada bagaimana cara bersaing dalam dunia bisnis yang ada. Strategi bisnis harus melalui dan diperoleh serta didukung oleh strategi korporasi.
3. Strategi Tingkat Fungsional (Functional Strategy)
Mempunyai lingkup yang lebih sempit lagi dibandingkan strategi korporasi dan strategi bisnis. Berhubungan dengan fungsi bisnis seperti fungsi produksi, fungsi pemasaran, fungsi SDM, fungsi keuangan, fungsi riset dan pengembangan (R&D). Strategi fungsional harus mengarah kepada strategi bisnis dan konsep mereka yang paling utama adalah tergantung kepada hasil jawaban bagaimana cara menerapkannya.